LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
DASAR TEKNIK KIMIA I
SEMESTER : IV (EMPAT)
TAHUN AJARAN : 2016/2017
HARI/TGL. PERCOBAAN : RABU/10 MEI 2017
KELOMPOK : XX (DUA PULUH)
JUDUL PERCOBAAN : ALKOHOL-FENOL
NAMA
|
NIM
|
YONNA AFRILIA
|
160405003
|
Keadaan
Ruangan :
Tekanan
Udara : 760 mmHg
Suhu
: 30°C
LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
DEPARTEMEN
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
Alkohol-Fenol merupakan senyawa yang mengandung gugus (-OH). Walaupun
memiliki kesamaan tersebut, alkohol dan fenol sangat berbeda. Alkohol adalah
senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hydrogen dalam sebuah alkana
digantikan oleh sebuah gugus –OH, sedangkan fenol atau asam karbolat atau
benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi
yang terjadi pada alkohol dan fenol terhadap reagen tertentu, serta untuk
mengetahui perbedaan keduanya. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest (H2O), butanol (C4H9OH), etanol (C2H5OH), fenol (C6H5O), kalium hidroksida
(KOH), natrium hidroksida (NaOH) dan propanol (C3H7O).
Alat yang digunakan adalah batang pengaduk, beaker
glass, corong gelas, gelas ukur, neraca elektrik, pipet tetes, rak tabung,
spatula dan tabung reaksi. Prosedur percobaan untuk kelarutan alkohol-fenol
adalah dimasukkan 1 ml butanol, 1 mil etanol, 1 ml propanol dan 1 gr fenol
kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 ml aquadest pada masing-masing
tabung reaksi. Begitu pula dengan 2 ml KOH 10% dan NaOH 10%. Hasil yang
diperoleh dari uji kelarutan dengan air adalah butanol tidak larut dalam aquadest, sedangkan etanol, fenol dan
propanol larut dalam aquadest. Hasil
yang diperoleh dari uji KOH 10% dan NaOH 10% adalah butanol dan propanol tidak
larut dalam KOH 10% dan NaOH 10%. Sedangkan etanol dan fenol larut dalam KOH
10% dan NaOH 10%.
Kata kunci : alkohol, aquadest,
butanol, etanol, fenol
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Alkohol dan fenol
merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus
fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik. Hidrokarbon berlaku
sebagai dasar pengelompokan senyawa organik. Suatu senyawa non organik yang
mana mengandung rantai karbon atau cincin atom-atom yang sama yang akan dibahas
terbatas pada devirate sederhana yang diperoleh dari menggantikan satu, dua,
atau tiga atom hidrogen dalam molekul hidrokarbon.
Suatu
senyawa non-organik, yang mengandung rantai karbon ataupun cincin atom yang
sama yang kemudian akan dibahas secara terbatas pada devirate sederhana yang
diperoleh dari menggantikan satu dua, atau tiga atom hydrogen didalam molekul
hidrokarbon atau senyawa hidrokarbon (Nisba, 2014) .
Oleh
karena itu, perlu dilakukan percobaan mengidentifikasi jenis alkohol dan suatu
senyawa fenol serta membuktikan kelarutan alkohol dan fenol dalam air dan
dengan reaksi alkali berdasarkan teori.
1.2
Perumusan
Masalah
Adapun perumusan
masalah yang timbul dalam percobaan ini adalah :
1.
Bagaimana
mengetahui perbedaan antara alkohol dan fenol.
2. Bagaimana
mempelajari reaksi alkohol fenol dengan reagem tertentu.
1.3
Tujuan
Percobaan
Percobaan alkohol-fenol ini bertujan untuk :
1. Mengetahui perbedaan antara alkohol dengan fenol.
2. Mengetahui reaksi alkohol-fenol dengan reagen tertentu.
1.4
Manfaaat
Percobaan
Adapun manfaat yang
diperoleh pada percobaan alkohol-fenol adalah :
1.
Mengetahui
perbedaan antara alkohol-fenol.
2.
Sebagai
sumber informasi dan referensi terkait alkohol dan fenol.
1.5
Ruang
Lingkup Percobaan
Percobaan
alkohol-fenol dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara, pada keadaan :
Tekanan
Udara : 760 mmHg
Suhu
Ruangan : 300C
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest (H2O), butanol (C4H9OH), etanol (C2H5OH), fenol (C6H5O), kalium hidroksida
(KOH), natrium hidroksida (NaOH) dan propanol (C3H7O).
Sedangkan peralatan yang digunakan antara lain batang pengaduk, beaker glass, corong gelas, gelas ukur,
neraca elektrik, pipet tetes, rak tabung, spatula dan tabung reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alkohol
Alkohol
adalah senyawa dimana satu atau lebih atom hidrigen dalam sebuah alkana
digantikan oleh sebuah gugus hidrooksil (-OH). Alkohol umumnya berwujud cair
dan memiliki sifat yang mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai
atom karbonnya. Semakin pendek rantai karbon, semakin mudah menguap (volatil).
Kelarutan alkohol semakin rendah seiring dengan bertambah panjangnya ranatai
hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat non polar, sehingga makin
panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya (Zulfikar, 2010).
Menurut tempat terikatnya gugus –OH, alkohol dapat dibagi
:
1. Alkohol primer, yaitu alkohol yang mengikat
gugus –OH pada atom C primer
2. Alkohol Sekunder, yaitu alkohol mengikat gugus
–OH pada atom C sekunder
3. Alkohol Tersier, yaitu alkohol mengikat gugus
–OH pada atom C tersier.
Reaksi-reaksi
yang terjadi dalam alkohol :
1. Reaksi Subtitusi : reaksi ini dapat terjadi dalam larutan
asam, sedangkan
dalam
keadaan netral tidak.
2. Reaksi Eliminasi : reaksi ini menghasilkan alkena karena
melepaskan air
maka
reaksi ini disebut reaksi dehidrasi.
3. Reaksi Oksidasi :
reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol primer,
sekunder, dan tersier.
(Aminah, dkk, 2011)
2.2
Fenol
Fenol
atau asam karbolat atau benzenol adalah zat Kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan struktturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol
merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat sangat besar
bagi tumbuhan maupun manusia. Senyawa fenol memiliki cincin aromatic dan adanya
satu atau dua penylih hidroksil. Senyawa fenol lebih cenderung larut dalam air,
karena senyawa ini biasanya berikatan dengan gula. Senyawa fenol mencakup
beberapa golongan senyawa bahan alam. Mulai dari flavonoid, phenil propanoid,
kuiinon phenolic, lignin melanin, dan tannin merupakan golongan senyawa fenol.
Fenol
didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzene atau asam benzoate dengan
proses Rasching. Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu
bara. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptic dagang, triklorofenol atau
dikenal sebagai TCP (Tricholorophenol) (Alawiyah, 2013).
2.3
Kelarutan
Alkohol-Fenol
Alkohol
berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil padaannya tidak larut
dalam air. Kelarutan alkohol didalam air disebabkan oleh ikatan hidrogen antara
molekulnya dengan air. Bagian hidrokarbon seperti ini bersifat hidrofob yaitu
menolak molekul-molekul air, makin panjang bagian hidrokarbon akan makin rendah
kelarutan alkohol dalam air.
Fenol
agak sukar larut dalam air dan hanya membentuk dua fase, fenol yang larutannya
bersifat asam lemah karena mengalalmi oksidasi alkohol dengan bagian organic
kecil seperti methanol atau etanol jauh miriip seperti air, sehingga larut
dengan air.
Alkohol
dengan rantai karbon pendek cukup larut dalam air. Kelarutannya adalah karena ikatan hydrogen antar molekul
dengan molekul air. Namun, kelarutan air alkohol mulai menurun ketika panjang
rantai bertambah. Ketika jumlah atom karbon bertambah non-polaritas rantai
karbon yang lebih besar mengimbangi polaritas gugus –OH. Alkohol dengan rantai
karbon panjang tidak dapat larut, karena mereka kurang padatdaripada air,
alkohol yang larut akan membentuk lapisan di atas permukaan air (Amdan, 2008).
2.4
Reaksi
dengan Alkali
Fenol dapat
direaksikan dengan NaOH, dimana fenol akan melepaskan ion H+.. Alkohol yang
dapat direaksikan dengan alkali adalah alkohol yang memiliki rantai atom karbon
yang pendek saja. Alkohol dan fenol mengandung gugus –OH dan karena perbedaan elektronegativitas
oksigen dan hidrogen, kedua jenis senyawa diperkirakan bersifat asam di alam.
Meskipun keduanya menunjukkan sifat asam (bereaksi dengan logam
elektropositif), fenol jauh lebih asam daripada alkohol. Perbedaan kekuatan
asam tercermin dalam pembentukan garam phenoxide ketika fenol direaksikan
dengan alkali cair sedangkan alkohol tidak bereaksi dalam kondisi ini (Amdan,
2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
3.1.1 Aquadest
(H2O)
Fungsi : sebagai pelarut
Tabel
3.1 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Aquadest
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
Merupakan cairan
|
1.
Tidak dapat terbakar
|
2.
Tidak berbau
|
2.
Memiliki pH = 7
|
3.
Berat molekul 18,02
g/mol
|
3.
Merupakan produk stabil
|
4.
Titik didih 100 °C
|
4.
Tidak bersifat korosif
|
5.
Tekanan uap 2,3 kPa
|
5.
Tidak beracun
|
(ScienceLab,
2013a)
3.1.2 Butanol (C3H7OH)
Fungsi :
sebagai sampel yang akan diuji
Tabel
3.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Butanol
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
6.
Tekanan 0,6 kPa
|
1.
Bersifat stabil
|
7.
Berwujud cair
|
2.
Dapat menyebabkan iritasi
|
8.
Berat molekul 74,12
g/mol
|
3.
Mudah terbakar
|
9.
Densitas 2,55 g/l
|
4.
Mudah larut dalam air
|
10. Titik didih 117,7 °C
|
5.
Mudah larut dalam metanol
|
(ScienceLab,
2013b)
3.1.3 Etanol (C2H5OH)
Fungsi
: sebagai sampel yang akan diuji.
Table
3.3 Sifat Fisika dan Sifat
Kimia C2H5OH
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
Berat molekul 46,07 g/mol
|
1.
Dapat larut dalam air
|
2.
Titik beku -112
C
|
2.
Mudah menguap
|
3.
Titik didih 78,4 oC
|
3. Mudah
terbakar
|
4.
Densitas 0,789 g/mol
|
4.
Pelarut untuk senyawa organik
|
5.
Tekanan uap 59,3 mmHg
|
5. Rantai
hidrokarbonnya panjang
|
(Sciencelab,
2013c)
3.1.4 Fenol (C6H5OH)
Fungsi
: sebagai sampel yang akan diuji
Tabel
3.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Fenol
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
Merupakan
cairan
|
1. Mudah terbakar pada suhu tinggi
|
2.
Berat
molekul 94,11 g/mol
|
2. Bersifat korosif
|
3.
Titik
didih 182 °C
|
3.
Reaktif dengan oksidator
|
4.
Titik lebur 42 °C
|
4.
Reaktif dengan logam
|
5.
Titik nyala 79 °C
|
5.
Reaktif dengan asam
|
(ScienceLab, 2013d)
3.1.5 Kalium Hidroksida (KOH)
Fungsi
: sebagai alkali yang akan direaksikan
Tabel 3.5 Sifat Fisika dan Sifat
Kimia Kalium Hidroksida
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
pH 13
2.
Berat
Molekul 56,11 g/mol
3.
Densitas
2,04
4.
Titik lebur
380°C
5.
Titik didih
138°C
|
1. Berbentuk solid
2. Mudah terbakar
3. Bersifat korosif
4. Tidak berbau
5. Berwarna putih
|
(ScienceLab,
2013)
3.1.6 Natrium
Hidroksida (NaOH)
Fungsi
: sebagai alkali yang akan direaksikan
Tabel
3.6 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Natrium Hidroksida
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
Massa molar
39,99 g/mol
|
1. Warna putih
|
2.
Densitas 2,1
g/ml
|
2. Bentuk padat
|
3.
Titik lebur
381°C
|
3. Larut dalam air
|
4.
Titik didh
1390 °C
5.
Kebasaan pKb 2,34
|
4.
Menyerap CO2 secara spontan
5.
dilarutkan melepaskan panas
|
(ScienceLab,
2013f)
3.1.7 Propanol
(C3H7OH)
Fungsi
: sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.4 Sifat Fisika dan Sifat
Kimia Propanol
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1.
Rumus molekul C3H7OH
2.
Massa molar 60,1 gr/mol
3.
Titik
didih 97,22 0C
4.
Densitas 2,07 g/cm3
5.
pH
7
|
1. Memiliki ikatan hidrogen
2. Tidak berwarna
3. Suatu pelarut yang penting
4. Termasuk produk yang stabil
5. Tidak berbau
|
(ScienceLab, 2013g)
3.2 Peralatan
dan Fungsi
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Tabung Reaksi
Fungsi
: sebagai tempat direaksikannya sampel dan pelarut.
2. Pipet Tetes
Fungsi
: sebagai alat memindahkan cairan dalam skala kecil.
3. Rak
Tabung
Fungsi
: sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
4. Beaker
Glass
Fungsi : sebagai tempat untuk membuat
larutan.
5. Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume
larutan.
6. Corong gelas
Fungsi : untuk membantu
menuangkan larutan dar botol ke wadah.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini
sebagai berikut:
3.3.1 Kelarutan
Alkohol dan Fenol
1. Disediakan alat dan bahan percobaan.
2. Masukkan masing-masing senyawa yaitu : 1 ml propanol, 1 ml butanol,
1 ml etanol dan 1 gr fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi serta diberi
label.
3.
Tambahkan 2 ml aquadest ke dalam masing-masing tabung reaksi lalu
dikocok.
dikocok.
4. Amati
hasil yang terjadi.
3.3.2 Reaksi
dengan Alkali
3.3.2.1 Reaksi dengan KOH 10 %
1. Disediakan alat
dan bahan percobaan.
2. Masukkan masing-masing senyawa yaitu : 1 ml propanol, 1 ml butanol,
1 ml etanol dan 1 gr fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi serta diberi
label.
3. Tambahkan 2 ml KOH 10% ke
dalam masing-masing tabung reaksi lalu dikocok.
4. Amati hasil yang terjadi.
3.3.2.2 Reaksi
dengan NaOH 10 %
1. Disediakan alat dan bahan percobaan.
2. Masukkan masing-masing senyawa yaitu : 1 ml propanol, 1 ml butanol,
1 ml etanol dan 1 gr fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi serta diberi
label.
3. Tambahkan 2 ml NaOH 10% ke
dalam masing-masing tabung reaksi lalu dikocok.
4. Amati hasil yang terjadi.
3.4 Flowchart Percobaan
Adapun flowchart dari percobaan ini adalah:
3.4.1 Flowchart Percobaan Kelarutan Alkohol-Fenol
3.4.2 Flowchart Percobaan Reaksi dengan Alkali
3.4.2.1 Reaksi dengan KOH 10 %
3.4.2.1 Reaksi
dengan NaOH 10 %
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Adapun hasil yang didapat dari percobaan ini adalah:
4.1.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
Tabel 4.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
Sampel
|
Pelarut Aquadest
|
Propanol
|
Larut dengan aquadest, tidak terjadi reaksi,
berwarna bening, tidak ada endapan.
|
Butanol
|
Tidak larut
dengan aquadest, terbentuk dua
lapisan, berwarna keruh.
|
Etanol
|
Larut dengan aquadest, tidak terjadi reaksi, tidak
ada endapan, berwarna bening.
|
Fenol
|
Larut dengan aquadest, terjadi perubahan warna
menjadi putih susu.
|
4.1.2 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Alkali
Tabel 4.2 Reaksi Alkohol dan
Fenol dengan Alkali
Sampel
|
Reagen KOH 10%
|
Reagen NaOH 10%
|
Propanol
|
Larutan heterogen
|
Larutan heterogen
|
Butanol
|
Larutan heterogen
|
Larutan heterogen
|
Etanol
Fenol
|
Larutan homogen
Larutan homogen
|
Larutan homogen
Larutan homogen
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Kelarutan
Alkohol-Fenol
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai
gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai
rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon
siklik. Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H-O-H), dimana satu
atom hydrogennya diganti dengan gugus alkil.
Fenol merupakan zat
kristal tak berwarna yang memilki bau khas. Rumus
umum kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksi (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya (Alawiyah, 2013)
Adapun prosedur yang dilakukan untuk uji
kelarutan alkohol dan fenol adalah dengan memasukkan 1 ml propanol, 1 ml butanol,
1 ml etanol dan 1 gram fenol dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 2 ml H2O dan diamati hasilnya.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah
butanol tidak larut dengan air dan
membentuk larutan heterogen. Sedangkan, propanol, etanol dan fenol larut
sempurna dengan air dan membentuk larutan homogen.
Alkohol berbobot
molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil padatnya tidak larut dalam air.
Kelarutan alkohol didalam air disebabkan oleh ikatan hydrogen antara molekulnya
dengan air. Bagian hidrokarbon seperti ini bersifat hidrofob yaitu menolak
molekul-molekul air, semakin panjang bagian hidrokarbon akan semakin rendah
kelarutan alkohol dalam air. Fenol agak sukar larut dalam air dan hanya
membentuk dua fase (Amdan, 2008).
Berdasarkan
teori yang dijelaskan dengan hasil percobaan yang didapat, sampel yang
ditambahkan dengan aquadest sudah sesuai dengan teori.
4.2.2 Pembahasan Reaksi dengan Alkali
Fenol serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic dengan Ar-OH. Alkohol merupakan senyawa organic
dengan rumus molekul secara umum ditulis sebagai R-OH dimana R adalah gugus alkil
dan gugus hidroksil (OH) sebagai gugus fungsi (Rombe, 2013).
Adapun prosedur yang dilakukan untuk uji kelarutan alkohol dan
fenol adalah dengan memasukkan 1
ml propanol, 1 ml butanol, 1 ml etanol dan 1 gram fenol dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan KOH 10% sebanyak 2 ml. Setelah itu diamati hasilnya. Dan begitu juga dengan reaksi dengan NaOH 10%.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah propanol
dan butanol tidak larut dengan KOH maupun NaOH sehingga membentuk larutan
heterogen. Sedangkan, etanol dan fenol larut sempurna dengan larutan KOH maupun
NaOH sehingga terbentuk larutan homogen.
Alkohol dapat bereaksi dengan logam seperti natrium atau kalium
yang membentuk hydrogen bebas dan alkosida. Alkosida logam yang larut dalam
alkohol menyerupai basa kuat, sama halnya dengan natriumhidroksida dalam air
adalah basa kuat. Sebaliknya fenol lebih asam dari air, fenol jika direaksikan
dengan natrium atau kalium akan membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih
lemah (Rombe, 2013).
Berdasarkan teori yang dijelaskan dengan hasil percobaan yang
diperoleh, sampel ditambahkan natrium hidroksida dan atau kalium
hidroksida sudah sesuai teori.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Pada percobaan
alkohol-fenol dalam air, butanol tidak larut dalam
air. Sedangkan, propanol, etanol dan fenol larut sempurna dalam air.
2. Propanol dan butanol
tidak larut dengan KOH 10% dan membentuk larutan heterogen.
3. Etanol dan fenol larut dengan KOH 10% dan membentuk larutan heterogen.
4. Propanol dan
butanol tidak larut dengan NaOH 10% dan membentuk larutan heterogen.
5.
Etanol dan fenol larut dengan NaOH 10% dan membentuk larutan heterogen
5.2 Saran
Adapun saran yang dari percobaan ini adalah :
1. Disarankan
untuk memvariasikan konsentrasi pada reagen penguji.
2. Disarankan
untuk menggunakan alkali lain seperti Ba(OH)2, Ca(OH)2
seabagai pembanding.
3. Disarankan untuk
memvariasikan volume sampel dari alkohol-fenol.
4. Disarankan untuk
menggunakan sampel yang memiliki atom C lebih dari lima yang
digunakan sebagai pembanding.
5. Disarankan untuk lebih
berhati-hati dalam menuang bahan-bahan yang digunakan sebagai sampel kedalam beaker glass.
DAFTAR
PUSTAKA
Alawiyah,
Tuti. 2013. Laporan Praktikum Kimia
Terpadu Uji total fenol pada daun kentang. Jurusan Kimia: Universitas Hasanuddin.
Amdani,
Raja Eka. 2008. Laporan Praktikum Kimia
Organik Dasar Alkohol fenol. Jurusan Kimia: Universitas Hasanuddin
Aminah, Siti; Qotrun Nada; Acelya Kencana P.; Lely
Damayanti; Agya Ghalby. 2011. Laporan
Praktikum Kimia Organik 1 Alkohol Dan Fenol. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
Nisba, Muhammad Nur. 2013. Laporan Lengkap Praktikum Kimia Organik I Percobaan Alkohol Dan Fenol. Makassar: Universitas Alauddin
Makassar.
Olii, Helda; Weny J.A Musa;
Mardjan Paputungan. 2010. Isolasi Dan
Identifikasi Senyawa Fenol Dari Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica Papaya
Linn). Jurusan Pendidikan Kimia. Fakultas MIPA. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo
Rombe, Yunita Pare. 2013. Laporan Praktikum Kimia Organik Dasar
Alkohol dan fenol. Makassar. Universitas Negri Alauddin
Zulfikar, Andini Tamara. 2012. Alkohol
dan Sifat-Sifatnya. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
No comments:
Post a Comment